Kamis, 30 Januari 2014

SEJARAH SINGKAT RS.DR.SITANALA

Selamat Datang Di Blogger RSK Dr.Sitanala

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga website Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Tangerang ini dapat diselesaikan.

RSK Dr. Sitanala Tangerang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis [UPT] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan, pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan khususnya kesehatan Kusta.

RSK Dr. Sitanala dalam perkembangannya memberikan pelayanan kesehatan baik penderita kusta maupun pasien umum dan saat ini sudah ditetapkan sebagai rumah sakit PK-BLU sejak 5 Januari 2010 sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4/ KMK.05/2010.
website ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai keberadaan dan pelayanan RSK Dr. Sitanala Tangerang untuk dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
SEJARAH RSK.DR.SITANALA
Rumah Sakit Kusta Sitanala berlokasi di Kota Tangerang Provinsi Banten dengan menempati lahan seluas 54 hektar. Rumah Sakit Kusta Sitanala Tangerang adalah merupakan pindahan dari Leprosarium Lenteng Agung. Pada tanggal 28 Juli tahun 1951 Rumah Sakit Kusta ini didirikan oleh Departemen Kesehatan RI dengan nama "Rumah Sakit Sewan", karena lokasi terletak di Desa Karangsari Kampung Sewan, Kecamatan Neglasari.
Diresmikan oleh Ny. Rahmi Hatta selaku Ibu Wakil Presiden RI Pertama dan untuk menghargai jasa seorang dokter yang pertama kali berkecimpung dalam menangani penderita kusta, yaitu dr. J.B. Sitanala yang berasal dari Maluku, maka pada tahun 1962 Rumah Sakit Sewan dirubah namanya menjadi "Pusat Rehabilitasi Sitanala" oleh Menteri Kesehatan RI saat itu Prof. Dr. Satrio, dan pada perkembangan selanjutnya menjadi Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Tangerang dengan Kep.Men.Kes.RI Nomor 140, Tahun 1978.
Rumah Sakit Kusta Sitanala merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan Depkes. RI, berada dibawah tanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik. Berikut nama-nama Direktur yang pernah meminpin Rumah Sakit Kusta Sitanala Tangerang :

1. dr. E.G.E. Van Der Heyde (1953 - 1958).
2. dr. Oem Bin Thio (1958 - 1959).
3. dr. Med. H. Kamal Mahmud, SH (1959 - 1965).
4. dr. M. Adhyatma, MPH (1965 - 1971) pernah menjabat menjadi menteri kesehatan.
5. dr. Aloysius Dharmawan (1971 - 1975).
6. dr. Berbudi (1975 - 1983).
7. dr. Ignatius Haryanto (1983 - 1989).
8. dr. M.R. Teterissa, MPH (1989 - 1994).
9. dr. H. Sudarmadji, MPH (1994 - 2001).
10. dr. H. Mgs. Johan Thamrin Saleh, MSc (2001 - 2007).
11. dr. Luwiharsih, MSc (2007 - Sekarang).
RSK dr. Sitanala Tangerang Akan Lakukan Kajian Berbasis Program Prioritas
TANGERANG – Setiap rumah sakit wajib melakukan kajian berbasis program prioritas terhadap tugas pokok utama rumah sakit, bentuklah tim untuk melakukan analisis sesuai dinamika dan tuntutan customer, demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS saat memberikan sambutan pada HUT RSK dr. Sitanala Tangerang ke-60 (28/07).

drg. Liliana Lazuardy, M.Kes selaku Direktur Utama RSK dr. Sitanala Tangerang merencanakan tahun 2012 akan melanjutkan pembangunan gedung E, yaitu gedung emergency yang difungsikan sebagai pendukung pelayanan kusta maupun pelayanan umum, mengingat amino masyarakat tinggi akan peningkatan pelayanan di RSK dr. Sitanala Tangerang.
Direktur Jenderal menambahkan rumah sakit tidak perlu mewah, yang penting mutu pelayanan, SDM, fasilitas dari alat kesehatan sampai dengan lingkungan yang asri akan membuat masyarakat merasa nyaman berada di rumah sakit. “jangan pernah menolak pasien, berikan pelayanan secara optimal untuk kasus-kasus yang ada, sejauh tidak meninggalkan tugas pokoknya” ungkap Dirjen.
Keberadaan RS Khusus Kelas A ini, sangat dibutuhkan dan terus dikembangkan. Saat ini prevalensi kusta di Indonesia berhasil diturunkan sebesar 81 persen dari 107.271 penderita pada 1990 menjadi 21.026 penderita pada 2009. Sementara pada 2010, terdapat 10.706 penderita dengan jumlah kasus 20.329.
Akhir acara, Dirjen menyerahkan secara simbolik piagam penghargaan satya lencana karya satya kepada pegawai RSK dr. Sitanala Tangerang yang mencapai masa kerja 20 tahun dan 30 tahun. Humas